Asam lemak jenuh didominasi oleh asam laurat yang memiliki rantai karbon 12, termasuk sekitar 52 persen asam lemak rantai menengah (medium-chain fatty acid – MCFA). Jumlah asam lemak rantai menengah itu hampir setara dengan air susu ibu, sehingga minyak kelapa sering juga disebut minyak laurat. Asam lemak jenuh rantai menengah inilah yang membuat minyak kelapa murni bermanfaat bagi kesehatan.

Asam lemak berantai menengah berbeda dengan asam lemak berantai panjang yang memiliki molekul lebih besar. Sifat-sifat metabolisme asam lemak rantai menengah jauh lebih mudah dicerna dan diserap usus dan dibawa ke hati untuk diubah menjadi energi. Itu karena asam lemak rantai menengah memiliki molekul ukuran lebih kecil sehingga cepat menghasilkan energi untuk tubuh.

Dalam berbagai literatur disebutkan, VCO sering disingkat dengan virgin oil atau minyak perawan adalah minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas. Karena prosesnya itu, minyak ini berwarna bening dan beraroma khas kelapa. Untuk menghasilkan minyak kelapa murni, biasanya dilakukan melalui proses panas dan dingin.

Jauh sebelumnya, masyarakat di Indonesia sudah biasa membuat minyak kepala dari santan yang dipanaskan. Proses ini menghasilkan ampas kelapa, blendo, dan minyak goreng. Kalau pemanasan santan dilakukan secara terbatas dengan suhu 60 – 80 derajat Celcius, minyak kelapa yang dihasilkan akan jernih dan bisa dikategorikan sebagai minyak kelapa murni.

Tapi, bila pemanasannya mencapai suhu di atas 100 derajat Celcius, minyak yang dihasilkan akan berwarna kuning tua atau kecokelatan. Ini termasuk minyak goreng biasa yang tidak bisa dikategorikan sebagai minyak kelapa murni. Kini penglahan buah kelapa menjadi minyak sudah banyak berubah. Bahkan banyak produsen yang membuat VCO dalam bentuk kemasan botol.

Bersifat empiris

Benarkah anggapan banyak kalangan yang menyatakan VCO memiliki manfaat menyembuhkan berbagai macam penyakit Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), Dr Broto Sugeng Broto Kardono belum dapat memastikan. Keraguan Broto, bukan tanpa alasan Menurut dia, sejauh ini masih sulit ditemukan adanya uji farmakologi mengenai VCO sebagai obat. Yang ada lebih umumnya masih sebatas pada empirical base. “Yang betul-betul penelitian ilmiah farmakologi, susah didapatkannya dan mungkin masih sedikit, ” tuturnya.

Selama ini, kata dia, VCO lebih banyak digunakan pada bidang makanan dan kosmetika. Sebagai domain makanan, minyak kelapa murni banyak dipakai untuk makanan tambahan (food supplement). Jadi, belum sampai dijadikan sebagai obat. Itu karena masih susah ditemukakan uji farmakologinya. “Setahu saya, belum ada penelitian (mengenai hal itu), ” dia menuturkan.

Menurut Broto, sampai saat ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) belum menetapkan VCO sebagai obat. Para dokter pun belum ada yang meresepkan minyak kelapa murni untuk pasiennya sebagai obat. “Jadi, masih empirical base, seperti halnya buah merah yang diklaim banyak orang sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit. ”

LIPI, kata Broto, sudah melakukan penelitian atas manfaat minyak kelapa murni. Penelitian itu tidak untuk obat, tapi sebagai kosmetik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, VCO bagus untuk kulit. Dia berharap ada kalangan atau lembaga yang ingin meneliti lebih jauh mengenai kegunaan VCO sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bagaimana bila mengonsumsi minyak kelapa murni karena meyakini bisa mencegah berbagai jenis penyakit dan bermanfaat untuk kesehatan Broto mengatakan, keyakinan seperti itu tidak masalah. “Sah-sah saja selama tidak membahayakan, ” tuturnya.

Broto mengakui, VCO jelas mengandung asam laurat yang bisa menggantikan olain. Memang, berbagai penelitian menunjukkan keunggulan asam laurat bagi kesehatan. Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek dan menengah lainnya seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terdapat pada minyak kelapa juga mampu mengatasi kelebihan berat badan alias obesitas.

Karena itu, kata Broto, tidak ada masalah untuk mengonsumsi minyak kelapa murni. Namun, dia mengatakan, yang kerap jadi masalah karena ini bersifat individu. Ada orang yang cocok. Sebaliknya, ada pula orang yang tidak cocok. Jadi, kalau ada gejala yang tidak baik, sebaiknya konsumsi dihentikan saja. Dia mengatakan, kalau VCO konsumen yang ingin mengonsumsi minyak kelapa murni agar lebih dulu memerhatikan kemasannya. “Jangan beli yang dibungkus plastik, ” dia mengingatkan. Kemasan yang cenderung aman, katanya, bila berada dalam kaca. “Itu relatif stabil, ” ucapnya.

sumber : lipi.go.id